MAKNA DAN IDEOLOGI PUNK
Oleh Daniar Wikan Setyanto, S.Sn NIM : 102 0455 411
Program Studi Penciptaan Seni Fotografi ISI Pascasarjana ISI Jogjakarta
Sejarah Punk
Punk secara etimologis berasal dari bahasa Inggris, yaitu “Public United not Kindom”,
kemudian disingkat menjadi P.U.N.K, atau dalam bahasa indonesia berarti
sebuah kesatuan / komunitas di luar kerajaan/pemerintahan. Punk muncul
pertama kali di Inggris pada tahun 60an, pada waktu itu punk hanya
sebatas pemberontakan dibidang musik, meskipun akhirnya justru merambah
sampai menjadi subkultur. Pada waktu itu musik di Inggris didominasi
oleh kaum rocker, yang notabene memiliki skil yang tinggi dalam
musikalitas, ritme melodi gitar yang rumit dan cepat, suara tinggi,
serta syair cinta yang melankolis. Selain rock, aliran musik lain
seperti jazz, pop, klasik juga ikut tenar. Punk kemudian muncul membawa
semangat baru para remaja pecinta musik pada waktu itu, yaitu kelompok
musisi yang mengapresiasi music rock namun dengan keterbatasan skill dan
permodalan. Ciri music punk adalah distorsi gitar yang tajam dengan
beat drum yang cepat tak beraturan, musik punk juga dikenal dengan
penggunaan acord yang simpel karena hanya terdiri dari 2-3 acord saja.
Namun dalam setiap kali aksi panggung punk selalu menonjol karena
karakternya yang atraktif, ugal-ugalan, bahkan brutal. pada setiap
konser punk juga dikenal istilah moshing (penonton membentuk lingkaran
kemudian saling membantingkan diri satu sama lain). Selain atraktif,
punk juga dikenal dengan dandanan mereka yang nyentrik seperti potongan
mohawk ala suku Indian (rambut dibuat seperti duri mendongak keatas),
kaos bergambar tengkorak, jaket dengan berbagai macam assesoris bordir
dan metal, gelak atau kalung besi, tubuh penuh tatto, sepatu boots,
piercing, bahkan make up wajah seperti eye shadow dan lipstik hitam.
Bagi mereka kostum tersebut merupakan simbol akan semangat punk yang
identik dengan anti kemapanan, anarkisme, vandalisme, anti sosial,
kriminal kelas rendah, dan kaum terabaikan.
Ada masa dimana kominitas punk sulit dibedakan dengan kaum skinhead, meski memiliki semangat yang sama yaitu anti kemapanan dan kelas bawah, skinhead sebenarnya berbeda dengan punk. Skinhead merupakan subkultur yang lahir di London, Inggris berbarengan dengan punk, hanya saja skinhead lebih identik dengan potongan botak dan kelas pekerja yang rasis dan neo-Nazi, namun dalam bermusik gaya antara punk dan skinhead hampir sama, saat ini keduanya seakan-akan menyatu dalam ideologi yang sama.
Dalam bermusik para punker (sebutan bagi komunitas punk) mengaburkan
batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, sehingga kecenderungan
mereka memprovokasi audiens secara terang-terangan, dengan perform
kualitas rendah, mereka lebih mengedepankan aksi panggung yang penuh
dengan kehebohan dan brutalitas. Hal tersebut karena adanya keyakinan
bahwa penampilan fisik dan aksi panggung mereka adalah sebuah poin lebih
dari komunitas punk. Lirik-lirik lagu punk selalu meneriakkan protes
terhadap kejamnya dunia, kritik terhadap penguasa, rasa frustasi dan
anti romantisme, hal tersebut karena dipicu oleh ketidak sukaan meraka
terhadap para artis pada masa itu seperti Rolling Stones, Beatles, Elvis yang cenderung mengangkat tema-tema cinta yang sahdu dan menyayat hati.
Gmb 1. Model rambut mohawk ciri dari komunitas punk
Meski berawal dari musik, punk sedikit demi sedikit berubah menjadi
sebuah gaya hidup yang penuh dengan pandangan dan ideologi, hal tersbut
dikarenakan adanya pengertian bahwa hebohnya penampilan (apperance/form) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (idea/content).
Musik-musik mereka penuh dengan pandangan sosial politik yang akhirnya
terpatri dalam kehidupan mereka sehari-hari. Apalagi komunitas punk
merupakan komunitas tertindas dari kalangan bawah, pada tahun 1970an
pemerintah Inggris menetapkan pajak yang tinggi sehingga di negara
tersebut marak dengan kemiskinan, kelaparan, kriminalitas dan
kesenjangan sosial. Para punker akhirnya mulai merambah jalanan, mereka
berjuang disisi yang selain musik yaitu dengan demo ataupun vandalisme
yang ujungnya adalah sebuah kritik buat penguasa kerajaan Inggris.
Karena komunitas punk semakin banyak dan mereka mulai merambah jalanan,
maka lahirlah street punk (punk jalanan) atau komunitas punk yang
menggelandang/hidup dijalanan. Street punk semakin meninggalkan semangat
awal bermusik namun justru semakin mengarah ke gaya hidup yang
berorientasi pada fashion dan dan kenakalan remaja.
Pada tahun 1990an, saat media elektronik menjadi sangat maju keberadaan
komunitas punk mulai tercium media dan disoroti secara tajam diseluruh
dunia, tentu saja hal tersebut membuat punk semakin popoler sehingga
menjadi sebuah subkultur yang mendunia. Pada masa itu juga punk mulai
masuk ke wilayah asia termasuk indonesia, diawali di Bandung yang
notabene adalah kota fashion, banyak remaja mulai berdandan ala punk dan
turun kejalan-jalan untuk mengamen. Punk semakin banyak dari tahun
ketahun karena adanya band-band punk yang sukses seperti
Rancid dan
Sex Pistols.
Keberadaan mereka yang mengglobal membuat punk menjadi trend diseluruh
dunia, bahkan muncul pengimitasian gaya punk yang akhirnya melahirkan
fashion punk, yaitu mengadaptasi gaya kostum punk tanpa menganut
ideologinya.
Membaca makna fashion Punk
Keberadaan
band-band punk seperti Sex Pistols dan Rancid membuat demam fashion
punk semakin banyak, gaya punk bahkan diadaptasi oleh band-band
beraliran lain seperti heavy metal, rock dan trash. Pengimitasian gaya
punk tentunya juga merambah Indonesia, karena banyak para remaja di sini
yang mengidolakan band-band punk. Pengimitasian terjadi karena sifat
remaja yang labil sehingga selalu mengadaptasi hal-hal yang mereka
sukai, meski sebenarna mereka (kaum remaja) bukan seorang musisi, namun
semangat dan gaya fashion punk sangat mempengaruhi kehidupan mereka.
Gmb 3. Foto anak punk Jogja
Apakah fashion punk mempunyai arti? Jawabanya adalah iya. Semiotika
mempercayai segala hal yang ada di dunia ini mempunyai makna, tak
terkecuali adalah fashion punk. Aart van Zoest dalam bukunya “Semiotik”
(1978) mengatakan bahwa simbol dalam musik sangat jelas keberadaannya.
Pengenalan jenis, sejarah dan gaya tergantung pada unsur-unsur simbolis
dalam tanda komplek, yakni karya musik. Dengan demikian, penggunaan
asesoris fashion pada pemusik termasuk dalam simbolitas musik karena
berhubungan erat dengan gaya hidup dan sejarahnya.
Berikut adalah analisis makna setiap item ikonik dalam fashion punk :
ITEM
|
MAKNA
|
Rambut Mohawk
|
Rambut
mohawk adalah rambut yang dibuat berbentuk seperti duri mendongak ke
atas. Gaya ini merupakan adaptasi dari gaya suku indian kuni yang pada
waktu itu bernama mohican.,
posisi seperti menunjuk keatas, rambbut dibuat kaku sehingga tidak
mudah layu. Maknanya sebuah perlawanan akan takdir Tuhan YME, para
punk, merupakan gambaran kaum tertindas yang tidak terima dengan
posisi mereka di masyarakat, punk menganggap strata mereka adalah
“takdir” yang dapat dilawan dan mereka mampu megatasi takdir itu
dengan bermusik
|
Jens ketat sobek
|
Jens
ketat yang sobek bermakna sebuah himpitan dasyat dari lingkungan
terhadap mereka. Manghalangi ruang gerak dan atraksi panggung mereka,
oleh karena itu seringkali muncul robekkan pada lutut dan paha yaitu
sebuah simbol tentang kemerdekaan gerak dan ide dari para punk
|
tatto
|
Biasanya
bergambar tengkorak, salip, api...tatto adalah simbol kekuasaan
terhadap tubuh fisik. Mereka percaya lewat tatto mereka memiliki
kekuasaan penuh terhadap tubuh. Selain itu tatto juga menyimbolkan
cita rasa seni kaum menengah bawah
|
rantai
|
Rantai
menyimbolkan sebuah kesatuan yang utuh diantara pa komunitas punk.
Faktanya, kesatuan punk memang terkenal sangat solid, sering kali
mereka terlihat secara bergerombal, berbagi rejeki dan tempat tidur
secara bersama, bahkan diantara komunitas punk tidak ada diskriminasi
berdasarkan SARA atau secara ekonomi
|
Piercing / tindik
|
Sama seperti tatto, piercing juga menyimbolkan kekuasaan atas tubuh, perlawanan terhadap penderitaan/rasa sakit dan mengontrol tubuhnya sendiri
|
Eye shadow
|
Eye
syadow menyimbolkan cara pandang punk yg suram terhadap sekitarnya.
Bagi punk, masa depan terlihat sangat suram dan kurang menjanjikan,
seakan-akan mereka siap untuk menjadi kalangan terbawah sampai akhir
hidup mereka
|
Sepatu boots
|
Sepatu
boots biasa dipakai oleh prajurit agar bisa dipakai disegala medan,
baik becek, berbatu, licin dan medan yang sulit lainya. Oleh karena
itu boots menyimbolkan bahwa para punk akan siap menghadapi rintangan
apapun termasuk hukum dan kesulitan secara ekonomi.
|
Dalam
pemahaman teori dusta dari Umberto Eco, semiotika digunakan sebagai
cara untuk berbohong, menurut Eco, apa yang bisa mengungkapkan
kebohongan juga dapat digunakan sebagai pengungkap kebenaran. Demikian
juga dalam fashion punk, asesoris punk banyak digunakan oleh para remaja
untuk menutupi identitas dirinya sendiri, dengan memakai asesoris punk,
mereka membohongi publik dengan menyatakan diri sebagai punker, padahal
remaja yang menggunakan fashion punk belum tentu memahami ideologi
punk. Bagi para imitator punk (sebutan bagi orang yang suka berdandan
ala punk, namun tidak menjadi bagian dari komunitas punk), memakai
asesoris punk tidak lebih dari lifestyle fashion, atau sebagai
adaptasi visual semata. Dengan berdandan seperti punk mereka percaya
kalu sedang mengikuti tren atau “necis” . yang dilakukan imitator punk
adalah sedang memakai “sign” kemudian memaknai secara lain, inilah aplikasi dari teori dusta Umberto Eco.
Ideologi Punk
Inti dari ideologi punk adalah pada motto “D.I.Y (
Do It Your Self)”, motto ini begitu diyakini dan dihidupi oleh mereka layaknya sebuah ajaran agama. “
Do It Your Self”
artinya semua dapat dikerjakan sendiri, ideologi ini muncul karena
sifat mereka yang anti sosial, mereka tidak mempercayai siapapun diluar
komunitas punk, bahkan kecenderungan ideologi mereka selalu berkaitan
dengan perlawanan terhadap kekuasaan/politik, anti sosial, minoritas,
vandalisme, anti hukum, dan segala hal yang cenderung negatif. Namun
dibalik ideologi tersebut sebenarnya ada juga kandungan yang positif,
seperti pola hidup mandiri, berkarya (musik) meski dalam keterbatasan,
Keberanian dalam mengaktualisasikan diri serta kepercayaan diri yang
tinggi. Motto “
Do It Yor Self” juga dipahami mereka untuk
bertindak seenaknya, akhirnya dalam menyampaikan aspirasi komunitas punk
sering melakukan hal-hal yang negatif seperti aksi vandalisme
.
Mengingat sejarahnya yang kelam, ideologi punk sarat dengan hal-hal
yang berbau pemberontakan/perlawanan, kebanyakan teraktualisasi menjadi
suatu hal yang negatif, oleh karena itu punk sebenarnya dekat dengan
kriminalitas, pengangguran, sex bebas, anarki, narkoba, revolusi, dan
hal-hal negatif lainya.
Fashion punk tentunya tidak mengikuti pemahaman dari motto D.I.Y,
fashion punk atau disebut juga imitator punk hanya memahami punk
sebagai trend fashion saja. Mereka tidak mengadaptasi ideologi, namun
hanya “punk sebagai tampilan”, atau dalam bahasa semiotika stuktural
Sausure terdapat istilah “Form” and “Content”. Form adalah tampilan sedang content adalah ideologi yang ada di dalamnya. Dalam kata lain fashion punk/imitator punk hanya mengadaptasi “form” bukan “content”nya.
Daftar Pustaka
Maria Sari Dian, Identitas Diri Anggota Komunitas Punk Di Bandung, Fakultas Psikologi UNDIP, Semarang, 2010
Martono, Jhon, Punk! Fesyen-Identitas-Subkultur, Halilintar books, Jogjakarta, 2009
Barthes, Roland, Mythologies, Hill and Wang, New York, 1983
Sobur, Alex, Semiotika Komunikasi, Rosda, Bandung, 2003
Barnard, Malcolm, Fashion as Communication, Routledge, 1996; edisi terjemahan Indonesia: Barnard, Malcolm, Fashion sebagai Komunikasi, diterjemahkan oleh Idi Sumandy, Jalasutra, Jogjakarta, 2006
www.thebrooms28.co.cc/2010/01